Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Tujuh Belas

Ketika Benjamin Franklin mengatakan bahwa " Lost time is never found again " (waktu yang hilang tidak akan pernah kembali. Namun tidak dengannya. Ia membuat waktu yang hilang itu kembali lagi. Sebuah kejutan sederhana, ditengah kelulusanku. Ia datang, ia kembali. Ia membawa sebuah senyuman dan cerita baru. Tak ada perubahan yang mencolok dalam dirinya. Ia masih gagah seperti dulu. Gagah dengan kharismanya, gagah dengan kecerdasannya. Hei, kau tahu? setengah dekade sudah kita saling mengenal. Banyak waktu yang memang tidak sepenuhnya kita lalui bersama, namun semua sangat berkesan. Kau masih dengan 'kegilaanmu'. Ya, kita masih dengan 'kegilaan' kita. Entah bagaimana Tuhan menyusun skenario yang begitu tak terduga ini. Namun pada akhirnya, kita dipertemukan disaat yang tepat. Mungkin cerita kita tak akan pernah kembali seperti dulu. Namun, sebuah komunikasi yang kita jalankan semoga tetap membuat kita menjadi sahabat. Mengenal orang sepertinya adala...

Hanya Segores Cerita Senja

Terdengarku dalam ceritamu sahabat Ceritamu tentang kisahmu Kisahmu dengan ia yang kau sayang... Di temani senja kita berbincang, "Aku meninggalkannya, meninggalkan ia yang sudah menemaniku... Menemaniku selama lebih dari tiga tahun lamanya". Aku tersentak."Kau serius? Mengapa kau melakukan itu? bagaimana dengan ia? Dengan perasaannya?" "Aku tak tahu. Yang kurasakan hanya semakin meragu hati ini untuk terus menjalani kisah dengannya. Meski hati ini masih sangat menyayanginya. Tapi jika terus bersama, hanya akan ada hati yang tersakiti. Ia berhak mendapatkan yang lebih baik lagi", jelasnya. "Klise", sentakku. "Apa kau sudah ada yang lain hah? Sudah adakah? Apa yang kau jelaskan padanya? Terimakan ia?", cecarku padanya. "Aku sudah berusaha semaksimal yang aku bisa. Tapi hati ini terus mengatakan bahwa aku harus meninggalkannya. Ya, aku tidak tahu. Tapi benar adanya, aku merasakan tatapan lain yang seharusnya kudapatkan...

Jejak yang Tak Terekam

Sedetik lalu aku sampai di tempat itu. Tempat dimana kau memberikan sebuah kejutan kecil untukku. Tepat, satu tahun yang lalu... Di jam yang sama, tempat yang sama, dengan suasana yang tak berubah.. Aku duduk, terdiam. Setahun lalu, aku bertemu denganmu ditengah puncaknya rasa rindu. Saat ini, aku menikmati kesendirianku. Ah tidak. Aku tidak sendiri. Aku bersama secangkir kopi hangat yang menemaniku. Teringat kembali jejak memori yang telah cukup lama aku abaikan. Ah Tuhan, tolong jangan bagkitkan rasa itu lagi. Niatku bukan untuk mengingat tentangnya. Niatku kesini hanya untuk menikmati kesendirianku... Menikmati cerita perjalan hidupku yang sudah kulalui selama satu tahun terakhir. Menikmati segala kenangan indah yang selama ini aku lupakan. Menikmati rasa sakit yang telah lama aku abaikan. Dingin... Semakin dingin secangkir kopi yang kuminum. Kehangatannya perlahan pudar. Manis. Hambar. Dan semakin pahit. Hingga tersisa butiran ampas. ...

Makassar (Part 3)

Musyawarah pun saat itu berlanjut, dengan pemilihan Sekretaris Jenderal ILMPI yang baru. Terus berjalan cukup alot saat mekanisme pemilihan Sekjend, hingga pada akhirnya disepakati dan konsideran tentang mekanisme pemilihan Sekjend ditandatangani Presidium Sidang yang saat itu dipimpin, Basyir (Univ. Pancasila) si ciwi tangguh Hanna (UPI YAI), dan Malik (UIN Syahid Jakarta). Dan dari berjalannya mekanisme pemilihan, terpilihlah kaka kece dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhammad Yassirullah sebagai Sekjend ILMPI periode 2014-2015. Yey, selamat dan semangat kaka! ;) Dan setelahnya, terpilihlah tim Koordinator Badan Kelengkapan Nasional yang baru, si cewe tangguh sahabat saya selanjutnya, Lili (Koord. Kesekretariatan Nasional, UMB Jakarta), Adam (Koord. Bankeunas, UPI YAI), Basyir (Koord. Baninfokomnas, Univ. Pancasila), Widya (Koord. BPPMNas, Unissula Semarang), Ilbanna (Koord. BPONas, UNS Surakarta), dan si unyu Reza (Koord. BPPKNas, Undip Semarang). Ini dia wajah-wajah para pe...

Makassar (Part 2)

Perjalanan di Makassar pun berlanjut... Kami datang dijemput sahabat kami dari Univ. 45 Makassar, sebut saja Ute. Beberapa hari pertama disana pun kami tinggal di rumahnya. (Makasih lagi Te hehe) Hari pertama, kedua, ketiga dibawa jalan-jalan dan wisata kuliner khas Makassar. Coto Makassar, Bakso rempah khas Makassar, Pisang Epek (entah gimana penulisannya hehe), Fort Rotterdam, Masjid Apung, and then Pantai Losari. Perjalanan yang luar biasa. Sampai tiba akhirnya hari Muskernas dimulai, bertemu kembali dengan sahabat-sahabat Psikologi dari beragam wilayah di Indonesia. Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dengan beragam almamater jadi satu. Ya, menguatkan sebuah esensi dari Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri. Salutnya, mereka hadir bukan untuk sekedar menikmati indahnya kota Makassar, melainkan mewakili LEM anggota mereka yang sudah tergabung untuk mencapai sebuah visi bersama, Membuat Indonesia Tersenyum Bersama Psikologi. Berkumpul kembali dengan para Pengurus Harian...

Makassar (Part 1)

Yap, nulis blog lagi :D Sedikit mau share tentang perjalanan selama saya ke Makassar kemarin. Suka dukanya. Tawa tangisnya. Semua terbungkus rapi menjadi sebuah unforgetable moment dalam dinamika perjalanan hidup saya, khususnya dalam berorganisasi. Berangkat di tanggal 23 Februari 2014, Berasa deg-degan juga ketika baru dapet izin dan restu berangkat dari orang tua tepat di H-sekian jam menuju keberangkatan. Ada cerita lucu juga nih, saya bisa dibilang modal nekat berangkat ke Makassar. Oiya, sebelumnya sedikit jelasin, saya saat itu ke Makassar untuk melaksanakan Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI), sebuah lembaga organisasi ekternal yang mengikat lembaga-lembaga eksekutif mahasiswa Psikologi di Indonesia.Sudah sekitar 73 LEM Psikologi dari Universitas-universitas yang ada di Indonesia. Dan saat itu alhamdulillah saya diamanahkan sebagai salah satu Koordinator Badan Kelengkapan Nasional-nya. Oke, itu sekilas tentang ILMPI....

Hanya Dalam Diam

Langit diluar cerah, entah hari ini tidak seperti biasanya... Tiga minggu sudah semua berjalan, tanpa berita, tanpa kepastian... Tersenyum wanita itu melihat yang sedang ia hadapi saat ini. Ya, saya bangga terlahir sebagai wanita, gumamnya. Namun, menghilangnya seseorang yang ia sangat sayangi tanpa sebuah pesan pun membuat ia terus bertanya. Bertanya dalam hati, apa salahnya? egoiskah ia? Berdoanya dalam hati. Tak ingin ia membuat semuanya berantakan. Sebuah rasa yang bahkan sudah tak ia ketahui lagi maknanya. Sedih. Kecewa. Marah. Benci. Rindu... Hanya dalam diam ia menunggu, menunggu layaknya seorang yang kehilangan arah. Hampir sudah kehabisan cara ia untuk mencari tahu semua. Hanya dalam diam ia berdoa, semoga Tuhan memberikan jalanNya dalam menemukan jawabannya... Untukmu yang saat ini sedang dirindukan,

Untitled

"Tak perlu mendefinisikan orang hebat adalah orang yang dapat menghebatkan orang lain. Karena tanpa kau sadari kau telah melakukan hal itu. Itu adalah sebuah kalimat yang terlalu bijak yang pernah kudengar. Hebat menurutku adalah, ketika seseorang tetap bertahan untuk berjalan ditengah 'duri-duri' yang bertebaran disekelilingnya. Hanya kau dan Tuhan yang tahu pasti apa yg sebenarnya terjadi. Tapi untuk yang terakhir, terimakasih telah mengajariku banyak hal. Dan biarkan segala rasa yang tersisa hilang seiring berjalannya waktu. Tetap kutuliskan, meski entah kapan akan tersampaikan..." Jakarta, 03 Februari 2014, 05.22 p.m Dita Permata Sari
Mungkin saat ini gue lagi ada di titik jenuh. Titik jenuh itu apa sih? Gue sendiri gatau kalimat pastinya apa, tapi menurut KBBI jenuh itu artinya   jemu; bosan:  mereka sudah -- dng pekerjaan yg selalu sama sepanjang tahun ;   Udah gue cuma pengen nulis itu. Mungkin efek karena sudah lama tidak produktifnya kita makanya muncul-lah rasa jenuh itu.      At l       At least, kadang sulit untuk mengembalikan kebiasaan lama jika sudah bertemu kebiasaan baru. Ja karta, 03 Februari 2014, 01.31 a.m Dita Permata Sari Dan 
Haloo, kebetulan saya menulis ini tepat pukul 01.35 WIB berarti saya ucapkan selamat tengah malaam. :D Ini blog kesekian saya yg baru saya urus kembali. Nama saya Dita Permata Sari, biasa dipanggil Dita. Calon lulusan Psikologi dari Universitas Mercu Buana Jakarta. Seperti yang ada di profil saya, saya tidak suka menulis (itulah mengapa blog-blog saya sebelumnya terbengkalai :D). Sedang tertarik pada dunia sastra. Senang menyendiri sambil minum kopi. Dengan blog baru ini saya akan menulis apa yang akan saya tulis dan menceritakan apa yang akan saya ceritakan. *ya iyalaah dita* :D Sekian postingan pertama saya, senang kembali ke dunia blogger. Semoga dapat saling bermanfaat. See you! Jakarta, 02 februari 2013, 01.48 a.m Dita Permata Sari