Jakarta, 12 Oktober 2020, 02.49
Dimana wanita itu terbangun dari tidurnya. Pikirannya tetiba berkelana, entah untuk keberapa kalinya ia merasa seperti dirinya sadar bahwa ia tengah di bohongi oleh pasangannya. Tapi sayangnya, ia tidak punya keberanian untuk mencari tahu apa yang tengah ia rasakan. Mengapa? Ya, ia trauma. Ia takut bahwa ketika ia mencari tahu dan menemukan sesuatu yang menyakiti hatinya membuatnya terganggu pikirannya dan ia tak bisa melakukan apapun. Ia begitu serba salah.
Banyak hal yang membuat ia merasa curiga. Namun, ia selalu berusaha untuk percaya pada pasangannya. Ia tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Ya, ia harus menjaga komitmen yang sudah ia genggam.
Ia sadar, sepertinya orang-orang terdekatnya mengetahui dan merasa bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Meski ia tidak pernah terang-terangan bercerita pada siapapun, termasuk mereka.
Wanita itu seringkali merasa apakah masalah ini ada di dalam dirinya? Ataukah memang ia harus mempercayai instingnya yang kuat namun tidak rasional ini? Salah satu cara adalah ia harus mencari tahu kebenarannya. Namun, bukankah kebenaran suatu saat akan terbuka dengan sendirinya tanpa ia harus mencari tahu? Ah sudahlah. Mari jalani saja.
Pernah ada seseorang yang mengatakan padanya, bahwa jangan sesekali mencintai manusia, melebihi cintamu pada Sang Pencipta. Karena kelak, kau hanya akan kecewa.
Ia kembali berpikir, bahwa apa yang disampaikan adalah benar. Kadar rasa cinta dan ekspektasinya terhadap pasangannya harus ia seimbang kan dengan rasa cintanya pada Sang Pencipta.
Ia kembali tersadar, bahwa Sang Pencipta mungkin saat ini ingin berbicara padanya, bahwa ia harus selalu mengingatNya.
Entah mengapa ia seperti punya sebuah perasaan bahwa ini tidak akan bertahan lama. Ia membayangkan bahwa kelak, ia akan menjadi seorang single fighter. Kembali semua menjadi sebuah pertanyaan di benaknya, apakah sebuah insting atau hanya bisikan syaitan agar hubungannya tidak pernah bahagia?
Sebaik-baiknya ia serahkan pada Sang Maha Kuasa.
Tulisan ini dibuat pada 6 November 2020.
Komentar
Posting Komentar