Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Marian Diandra Ristanto

 17 Oktober 2020, 09.55, RS Pelni Jakarta Barat Menjadi pengalaman mama yang ga akan mama lupain.. Di hari itu Andra lahir. Selang 2 hari kemudian baru mama bisa ketemu sama Andra. Ndra, terima kasih sudah kuat bertahan 38 minggu di perut mama, terima kasih Andra sudah lahir dengan sehat dan ga nyusahin mama. Mama malah kasihan sama Ayah yg ikut berjuang ga tidur saat nunggu Andra lahir. Andra, dalam setiap langkah Andra, semoga Andra tidak lupa akan keberadaan Tuhan. Jangan lupa juga Andra selalu ucap makasi ke Ayah, Krn setiap hari Ayah kerja banting tulang utk berikan kita kehidupan. Biar Ayah jd laki laki yg jadi cinta pertamanya Andra. Karena Andra anak perempuan pertamanya Ayah. Entah kapan, semoga Andra kelak bisa baca tulisan mama. Karena mungkin nanti ada hal-hal yg mama belum sempat sampaikan ke Andra. Jika nanti mama dan ayah tegas dalam mengasuh Andra, dan kami punya kekurangan yang mungkin ga sesuai harapan Andra, percaya lah.. jauh di lubuk hati kami paling dalam, Aya...

Generalisasi gender

Generalisasi Gender, bukan melihat dari sesosok karakter. Saya menuliskan hal ini, belum berdasarkan sebuah penelitian yang empiris, melainkan dari sebuah pengalaman subjektif yang saya alami. Baru saja saya berhadapan dengan seseorang, yang begitu menyamaratakan gender. "Semua laki-laki sama", "Semua perempuan sama", dilanjutkan dengan kalimat pengalaman yang mereka alami. Mungkin tanpa saya sadari saya juga pernah terpikir dan mengucapkan hal tersebut. Namun mungkin saat ini, saya lebih menyadari bahwa, jenis kelamin mereka sama, tapi karakter dan pengalaman masa lalu yang membentuk mereka yang jelas berbeda. Tercetus sebuah kalimat, "Ternyata semua perempuan sama, egois, selalu bertindak hanya dengan pikirannya masing-masing".  Aku hanya bisa hela nafas. Berusaha memahami karakter orang lain memang sulit, butuh kepekaan, kesabaran, dan jam terbang yang tinggi 😁. Izinkan saya terus belajar untuk bisa berada di tahap itu. Serta semoga Tuhan dan semesta s...

Wanita dan cemburunya

Kata orang butuh kekuatan dan jiwa besar yang ekstra supaya kita bisa menerima kehadiran mantan dalam hidup kekasih kita. Inginnya hati, kita dan pasangan hidup "bersih" tanpa ada bayang-bayang masa lalu yang mengganggu. Entah tentang urusan apapun itu. Biar ujian hidup datang, yang penting ga soal masa lalu deh.. inginnya hati dan ego seperti itu. Tapi apa daya, kita manusia. makhluk sosial. Hidup tidak hanya menggunakan pikiran , tapi juga hati. Bagaimana kita tetap harus saling membantu untuk kondisi apapun, tidak terkecuali pada seorang mantan. Mengapa kata mantan terasa begitu sensitif di telinga? Kita semua juga pasti sudah tahu alasannya. Karena mereka memiliki sebuah kenangan dan perjalanan tersendiri dalam hati kita. Mereka pernah singgah di hati kita. Meski jalan takdir pada akhirnya mengarahkan mereka untuk pergi dari kehidupan kita. Pun, jika kondisinya di balik, kita juga adalah seorang mantan dari seorang mantan.. Namun  rasa hati, tak pernah ada seka...

Seandainya...

Seandainya Ayah tahu, bahwa kami butuh sosokmu ada di dekat kami. Meski kami tidak sepenuhnya membuatmu nyaman dengan keberadaan kami. Tapi jika Ayah tahu, kami begitu nyaman dengan keberadaan Ayah di dekat kami. Mungkin Ayah juga butuh dunia luar untuk diri Ayah.. Tidak apa Ayah, kami mengerti. Tapi, bisakah kau tidak mempersepsikan salah ketika aku mengungkapkan bahwa aku butuh sosokmu ada disini? Hanya itu Ayah... Tapi mungkin pengalaman kita yang berbeda yang membentuk perspektif kita pun berbeda. Ketahuilah Ayah,  Ketika kau bilang, orang lain berusaha "memanfaatkan" keberadaanmu, disitulah aku tidak pernah terpikirkan sekalipun. Maafkan atas ketidaksempurnaan kami Ayah, Apapun yang terjadi, Kami sangat menyayangimu.