Ternyata patah hati terbesarku adalah saat Bapak pergi. Hampir satu tahun berlalu dari mulai sakitnya, hingga kepergiannya. Mungkin memang benar, seseorang baru terasa hilangnya saat orang tersebut sudah tidak ada. Satu hal yang aku sadari di usiaku saat ini, saat dulu aku sering berdebat dengan Bapak. Sering tidak mengikuti aturannya. Sering tidak memahami betapa cemasnya ia pada anak perempuannya. Sering tidak menyadari bahwa ia adalah seorang Ayah yang memberikan begitu banyak hal terbaik untuk anak perempuannya. Teringat salah satu postingan lamaku di blog ini. Dimana aku menuliskan bahwa saat aku harus pergi ke luar kota, Bapak seperti tidak langsung mengizinkan. Namun akhirnya mengizinkan di detik-detik terakhir sebelum keberangkatan, bahkan Bapak mengantarkanku sampai ke Bandara saat itu. dari hal ini aku begitu menyadari, betapa saat aku memutuskan memilih untuk menerima orang yang akan menikahiku, Bapak awalnya pun mengatakan merasa berat, namun pada akhirnya mengizinkan ...
Hai, selamat datang di Ruangku! ^^